Allah Menyukai Manusia Yang Menjaga Alam

jpn

Bimantika.net -Lestarikan Alam jangan menjadi sebuah celoteh hampa tampa makna, karena Mencintai Alam sangat di Sukai Allah SWT.

Kelestarian alam merupakan salah satu warisan yang akan diturunkan kepada generasi selanjutnya.

Oleh karena itu kepedulian terhadap lingkungan harus ditanamkan kepada anak-anak dari sejak dini.

Apapun perilaku menjaga lingkungan dapat berdampak baik terhadap keberlangsungan bumi.

Prof DR Qurais Shihab mengibaratkan tanah Indonesia,laksana sekeping tanah surga,yang dihamparkan dipersada nusantara, sawah, lembah, sungai gunung-gunung dan lautan, semuanya anugrah Allah yang diberikan kepada negeri tercinta.

Sebagai landasan dalam alquran Allah berfirman surah Al Hijjr 19 yang artinya Dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran.

Pesan penting dalam ayat tersebut.Sesungguhnya Allah telah menjadikan bumi terbentang luas dengan segala sumber penghidupan, yang diberikan kepada manusia untuk dimanfaatkan, dengan ukuran yang pas sesuai dengan pertimbangan hikmah dan kemaslahatan.

Namun sangat disayangkan mengapa akhir-akhIr ini perubahan musim sangat tak stabil.

Menurut perhitungan mestinya musim penghujan tapi yang terjadi malah kemarau panjang.Ketika musim hujan datang disertai dengan sambaran petir yang mengerikan, banjir pun tak terelakan, ongsor dimana-mana gelombang ombak, badai topan mengamuk membawa sejuta korban.

Begitu pula ketika kemarau berkepanjangan, bumi menjadi kering kerontang, air bersih susah didapatkan kebakaran hutan dimana-mana.

Kejadian ini sepertinya sudah menjadi biasa, dari tahun ketahun tak pernah luput dari musim ke musim tak pernah berhenti.

kebakaran hutan sepertinya biasa saja, hal ini pula sebagai salah satu penyebab pemanasan global, yang dapat menimbulkan keresahan bagi manusia dan juga makhluk hidup lainnya.

Islam adalah agama rahmatan lil ‘alamin artinya Islam merupakan agama yang membawa rahmat dan kesejahteraan bagi semua seluruh alam semesta, termasuk hewan, tumbuhan dan jin, apalagi sesama manusia. Sesuai dengan firman Allah dalam Surat al-Anbiya ayat 107 yaitu:

لِلْعَالَمِينَ رَحْمَةً إِلا أَرْسَلْنَاكَ وَمَا

Yang artinya: “Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam”. Islam melarang manusia berlaku semena-mena terhadap makhluk Allah. Demikian tinggi, indah dan terperinci aturan Sang Maha Rahman dan Rahim ini, sehingga bukan hanya mencakup aturan bagi sesama manusia saja, melainkan juga terhadap alam dan lingkungan hidupnya”.

Dalam pandangan Islam, alam semesta termasuk bumi seisinya adalah ciptaan Tuhan dan diciptakan dalam kesetimbangan, proporsional dan terukur atau mempunyai ukuran-ukuran, baik secara kualitatif maupun kuantitatif.

Bumi yang merupakan planet dimana manusia tinggal dan melangsungkan kehidupannya, terdiri atas berbagai unsur dan elemen dengan keragaman yang sangat besar dalam bentuk, proses dan fungsinya.

Berbagai unsur dan elemen yang membentuk alam tersebut diciptakan Allah untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam menjalankan kehidupannya di muka bumi.

Sekaligus merupakan bukti Ke-Mahakuasaan dan Ke- Mahabesaran Sang Pencipta dan Pemelihara alam.

Alam merupakan sebuah entitas atau realitas (empirik) yang tidak berdiri sendiri, akan tetapi berhubungan dengan manusia dan dengan realitas yang gaib dan supra-empirik.

Dalam pandangan Islam, alam mempunyai eksistensi riil, objektif serta bekerja sesuai dengan hukum-hukum yang berlaku tetap (qadar) bagi alam. Manusia merupakan bagian tak terpisahkan dari alam.

Sebagai bagian dari alam, keberadaan manusia di alam adalah saling membutuhkan, saling terkait dengan makhluk yang lain. Dengan hadirnya islam maka alam ini tetap menjadi makmur sehingga kehidupan manusia akan tetap terjaga. (***)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *