Bimantika.net -Semua orang yang beriman butuh dengan peringatan.
Bahkan orang yang shalih sekalipun, seorang ulama sekalipun, mereka butuh dengan peringatan.
Dan masing-masing dari kita di dalam perjalanan panjang menuju Allah ‘Azza wa Jalla.
Perjalanan panjang yang butuh dengan bekal yang banyak. Dan di samping kiri dan juga kanan jalan tersebut banyak rintangan, banyak gangguan. Yang apabila seseorang tidak berhati-hati di dalam perjalanan tersebut, bisa dia menyimpang. Sehingga akhirnya dia tidak sampai kepada Allah ‘Azza wa Jalla.
Maka butuh seseorang di dalam kehidupan dunia ini kepada peringatan, kepada nasihat untuk menetapi jalan yang lurus yang menyampaikan dia kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
kita merenungi sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan juga Muslim. Dari Muawiyah Ibnu Abi Sufyan.
Dan hadits ini sering disebutkan oleh para Dai, para ustadz, para ulama, para masyaikh, ketika mereka membahas tentang keutamaan menuntut ilmu agama.
Yaitu sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:
مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ
“Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan pada dirinya, maka Allah akan jadikan dia paham tentang agamanya.”
Hadits ini -sekali lagi- diriwayatkan oleh Bukhari dan juga Muslim. Dan menunjukkan keshahihan hadits ini dan tidak diragukan lagi bahwa dia adalah hadits yang shahih. Bahkan dia mencapai derajat yang paling tinggi di dalam keshahihan. Apabila hadits diriwayatkan oleh Bukhari dan juga Muslim, maka ini mencapai derajat yang paling tinggi di dalam kesahihan.
Para ulama menyebutkan derajat-derajat hadits yang shahih. Yang paling tinggi adalah yang muttafaqun ‘alaih (diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim). Kemudian derajat yang kedua adalah yang diriwayatkan oleh Bukhari saja. Derajat yang ketiga, diriwayatkan oleh Imam Muslim saja. Derajat yang keempat, hadits yang memiliki syarat sama dengan yang dimiliki oleh Al-Imam Al-Bukhari dan seterusnya.
Tanda-Tanda Allah memberikan kebaikan pada hambaNYA menurut Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah menuturkan dalam kitabnya yang indah, Al-Wabilush Shayyib:
فمن أراد الله به خيرا فتح له باب الذل والانكسار ودوام اللجأ إلى الله تعالى والافتقار إليه ورؤية عيوب نفسه وجهلها وعدوانها ومشاهدة فضل ربه وإحسانه ورحمته وجوده وبره وغناه وحمده. فالعارف سائر إلى الله تعالى بين هذين الجناحين لا يمكنه أن يسير إلا بهما فمتى فاته واحد منهما فهو كالطير الذي فقد أحد جناحيه.
“Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan pada dirinya, maka Allah akan bukakan untuknya pintu perendahan diri, perasaan tidak berdaya, selalu bersandar hatinya kepada Allah Ta’ala dan terus-menerus merasa butuh kepada-Nya. Ia memeriksa aib-aib dirinya, kebodohan yang ada padanya dan kezalimannya. Di samping itu, ia menyaksikan dan menyadari betapa luas karunia, ihsan, rahmat, kedermawanan, dan kebaikan Rabbnya serta kekayaan dan keterpujian diri-Nya. Oleh karena itu, orang yang benar-benar mengenal (Allah) akan meniti jalannya menuju kepada Allah di antara kedua sayap (sikap) ini. Dia tidak mungkin meniti jalan hidupnya (dengan baik) kecuali dengan keduanya. Ketika salah satu dari kedua belah sayap itu hilang, maka dia bagaikan seekor burung yang kehilangan salah satu sayapnya” (***//berbagai sumber)