Bersama Walikota HM Rum Mengenal Jamaah Tabligh Dalam Gerakan Dakwah Islam

jpn

Bimantika.net -Penjabat (Pj) Walikota Bima H. Mohammad Rum, ST, MT di hadapan puluhan wartawan di Hotel Mutmainnah Kota Bima pada hari Sabtu sore 21 Oktober 2023 memaparkan pengalaman spiritualnya hingga masuk dalam Jamaah Tabligh dan sempat cuti 3 bulan menuju Negara India.

“Di India lah pusat Peradaban Jamaah Tabligh itu lahir dan besar dan di India lah tempat sebaik-baiknya belajar Dakwah” ungkap Mohammad Rum.

Namun sebelumnya, sekitar Tahun 2000 Mohammad Rum menceritakan kedatangan saudara-saudara dari Jamaah Tabligh mendatangi rumah.

“Saat itu saya sedang gendong anak saya yang masih umur setahun dan sedang pakai celana pendek, namun kehadiran mereka membuat semua cara hidup saya berubah” ujarnya.

Dalam pemikirannya saat itu Mohammad Rum menyampaikan bahwa tidak mungkin mereka datang ke rumahnya karena tidak saling kenal satu sama lainnya.

Dan Dunia mereka berbeda dengannya yang mengggeluti dunia Kontraktor dunia ke PU an.

“Kita bersaudara Dengan Kalimat La Ila Ha Illallah kata mereka, benar juga dan saya langsung diajak sholat Maghrib bersama saat itu” demikian Mohammad Rum mengenang.

Disitulah awal mula Mohammad Rim mengenal Jamaah Tabligh dan mengenal Djaulah atau melalukan dakwah dari rumah ke rumah.

Selesai sholat Maghrib berjamaah saat itu, Mohammad Rum menceritakan bahwa ustad yang membawa ceramah sampai saat ini masih dipegang kata dan kalimatnya.

“Yang saya ingat kalimat saat itu bahwa Kita ini orang yang beriman kita ibarat hidup dalam penjara, namun kita dipenjara hanya satu hari saja namun selebihnya di akhirat selama-lamanya” ungkap Mohammad Rum.

Rekam jejak spiritual Mohammad Rum termasuk sangat mulus sehingga dengan mudahnya memberi tahu istri nya untuk pakai Jilbab saat itu.

“Istri saya dulu Dewi (istri saya namanya Dewi) gak pakai jilbab alhamdulillah mendapatkan hidayah untuk memakai Jilbab, Dan Allah beri hidayah pada istri saya ada saat itu meminta beli jilbab sendiri’ ujar Mohammad Rum.

Jamaah Tabligh adalah gerakan dakwah Islam Deobandi transnasional yang berfokus pada menasihati umat Islam untuk lebih taat beragama dan mendorong sesama anggota untuk kembali menjalankan agama mereka sesuai dengan perintah nabi Muhammad SAW

Dan kedua memberikan dakwah (panggilan) kepada non-Muslim.

Jamaah Tabligh didirikan oleh syeikh Muhammad Ilyas bin Syeikh Muhammad Ismail, bermazhab Hanafi.

Kelompok ini mengusung misi dakwah kembali pada zaman Rasulullah dan para sahabat dalam rangka kemurnian ajaran Islam.

Kelompok Jamaah Tabligh menekankan kepada setiap pengikutnya agar meluangkan sebagian waktu dan energinya secara berkala untuk berdakwah dan menghindarkan diri dari persoalan politik.

Dalam hal ini, sasaran tabligh adalah tercapainya transformasi atau penyampaian nilai-nilai keagamaan yang baik di tengah umat Islam. Di sini, mubaligh dapat membangun suasana tabligh yang kreatif dan relevan agar pesan dapat tersampaikan dengan baik kepada seluruh umat.

Tujuan tabligh adalah Menyampaikan risalah Allah yang berpedoman kepada Al-Qur’an dan Hadits guna mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat. Dalam masalah sasaran dari tabligh, tentu tidak akan terlepas dari sasaran dakwah.

Tabligh berasal dari sebuah istilah bahasa Arab. Secara sederhana, tabligh artinya menyampaikan atau menyebarkan suatu pesan atau informasi.

Dalam konteks agama Islam, istilah tabligh merujuk pada aktivitas dakwah atau usaha untuk menyebarkan ajaran Islam dan mengajak orang lain untuk mengamalkannya.

Tabligh juga termasuk dalam salah satu sifat wajib pagi para Rasul yang telah diutus oleh Allah SWT dan bertugas untuk menyampaikan dakwahnya.

Dilansir dari Gramedia, dalam Al-Quran, kata tabligh sendiri sudah disebutkan dalam bentuk kata kerja (fi’il) kurang lebih sebanyak 10 kali, yaitu pada surat al-Ahzab ayat 62 dan 68, surat Al-Maidah ayat 67, surat al-Ahqaf ayat 23, surat Al-A’raf ayat 79 dan 92, surat al-Jin ayat 28, dan surat Hud ayat 57.

Seperti di dalam al-Quran surat Al-Maidah ayat 67 memiliki arti:

“Wahai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan ketika tidak Anda kerjakan serta apa yang diperintahkan itu, maka Anda tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara Anda dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak akan memberi petunjuk terhadap orang-orang yang kafir.”

Tentunya hal tersebut juga sudah sesuai dengan hadist yang sudah diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Tirmidzi, serta Imam Ahmad dari Ibnu Amr, yang memiliki arti:

“Sampaikanlah tabligh olehmu apa yang kalian peroleh dari aku meski hanya satu ayat.”

Dari dalil di atas, dapat dipahami bahwa menyebarkan ajaran Islam dan mengajak orang lain untuk mengamalkannya adalah suatu kegiatan yang sangat dianjurkan dalam agama Islam.

Jamaah Tabligh berkelana ke berbagai penjuru Nusantara. Hanya satu tujuannya, mengajak ke jalan Allah SWT.

Ada yang berpakaian takwa (koko) warna-warni dan berkopiah haji putih. Ada pula yang berpakaian gamis –baju panjang yang biasa dipakai orang Arab. Tak sedikit di antara mereka yang memanjangkan jenggot dan mencukur kumis. Tapi mereka penuh dengan senyum dan menyapa akrab setiap orang.

Di Indonesia, hanya membutuhkan waktu dua dekade, Jamaah Tabligh (JT) sudah menggurita. Hampir tidak ada kota di Indonesia yang belum tersentuh oleh model dakwah mereka. Tanda kebesaran dan keluasan pengaruhnya sudah ditunjukkan pada saat mengadakan “pertemuan nasional” di Pesantren Al-Fatah Desa Temboro, Magetan, Jawa Timur pada tahun 2004. Kenyataan ini sungguh di luar dugaan untuk sebuah organisasi yang relatif baru dan tidak mempunyai akar di Indonesia.

Merebaknya JT sebenarnya hanyalah salah satu sekuen dari perkembangan serupa di banyak negara. Kelompok ini sekarang sedang mewabah di seluruh dunia, dan menjadi ujung tombak gerakan islamisasi di negara-negara atau daerah-daerah non-muslim. Mereka bisa karena menawarkan format Islam yang lebih ramah, sederhana, sentuhan personal serta tekanan pengayaan spritualitas personal. Format semacam ini bagaimanapun mengisi ruang kosong yang ditinggalkan oleh kapitalisme dan modernisme.

Meskipun demikian, JT tetap menimbulkan kontroversi. Sebagian kalangan menuduh kelompok ini adalah bagian dari jaringan Islam garis keras. Namun, sebagian lainnya, justru berpendapat berbeda. JT dianggap semata-mata komunitas dakwah yang bersifat apolitis. Adanya perbedaaan pandangan yang sangat tersebut menunjukkan komunitasnya ini sesungguhnya belum banyak dieksplorasi sehingga tidak mudah dipahami. Hal ini sebenarnya wajar, mengingat komunitas ini relatif kurang terbuka kepada publik.

Dalam gerakan Islam kontemporer, Jamaah Tabligh adalah gerakan dakwah yang mempunyai pengikut yang terbesar, pengikutnya hampir ada di setiap negara baik yang dihuni oleh mayoritas muslim maupun non Muslim.

Salah satu ciri khas gerakan Jamaah Tabligh adalah adanya konsep khuruj (keluar untuk berdakwah). Dalam konsepsi Jamaah Tabligh, seseorang akan dianggap sebagai pengikut Jamaah Tabligh, jika sudah turut serta dalam khuruj. Sebab khuruj bagi Jamaah Tabligh merupakan sebuah kewajiban. Konsep khuruj yang dibangun Jamaah Tabligh berdasarkan landasan teologis pimpinan Jamaah Tabligh. Landasan hukum khuruj bagi jamaah tabligh berdasarkan ayat-ayat al-Qur’an (Al-Imran : 104 dan Al-Imran :110).

Begitu juga dengan hadist, khuruj didasarkan pada satu hadits Nabi yang berbunyi “apabila ummatku di akhir zaman mengorbankan 1/10 waktunya di jalan Allah, akan diselamatkan.” Maka setiap hari mereka juga harus menyisakan 2,5 jam waktu mereka untuk berdakwah. Yang lebih menekankan kepada aspek pembinaan suluk/akhlak, ibadah-ibadah tertentu seperti dzikir, zuhud, dan sabar.

Pengikut Jamaah Tabligh tersebar di lima benua terdiri dari 215 negara. Adapun pusat Jamaah Tabligh berada di perkampungan Nidzammudin, Delhi, India. Mereka memiliki masjid sebagai pusat tabligh yang dikelilingi oleh 4 kuburan wali. Dari Niszamudin inilah gerakan Jamaah Tabligh dikendalikan. Meski pusat gerakan di India, namun negara lainnya seperti Banglades dan Pakistan tidak kurang pentingnya dalam gerakan Jamaah Tabligh. Sehingga poros India-Pakistan-Bangladesh, menjadi semacam base camp bagi para aktivis jamaah tabligh. Setiap orang disarankan meluangkan empat bulan khuruj-nya ke tiga negara di Asia Selatan tersebut. Sebab ketiga negara tersebut, India-Pakistan-Bangladesh bisa diibaratkan sebagai centre of excellence sebagaimana Universitas Al-Azhar, Madinah, Harvard, Oxford, atau MIT bagi ilmu-ilmu.

Pentingnya ketiga tempat ini, terlihat dari antusiasnya anggota jamaah Tabligh dalam menghadiri acara ijtima’ yang diadakan setiap tahun. Pada tahun 1998 telah diadakan konferensi internasional tahunan di Raiwind dekat Lahore dan di Tongi dekat Dhaka, Banglades, yang telah dihadiri lebih dari satu juta kaum muslimin dari 94 negara. Konferensi internasional Jamaah Tabligh tahunan ini merupakan berkumpulnya umat Islam terbesar kedua setelah haji di Mekkah, ‘the second biggest muslims gathering after hajj’.

Dalam menjalankan organisasi jamaah tabligh, mempunyai beberapa kantor perwakilan yang menjadi koordinator dakwah disetiap wilayah. Seperti disebutkan di atas kantor utama Jamaah Tabligh, yang dikenal dengan nama Markaz di Nizamudin, New Delhi, India. Kantor utama di Eropa adalah di Dewsbury, Inggris. Asia Timur berpusat di Jakarta, Indonesia. Untuk Afrika berpusat di Derbun, Afrika Selatan. Meski tersebar di berbagai negara dan memiliki anggota ratusan ribu, namun jamaah tabligh secara administratif tidak mencatat setiap anggotanya. Keanggotaan lebih ditentukan melalui ikatan emosional. Keanggotaan terkontrol bila ada acara-acara ritual mingguan, bulanan atau ketika khuruj. Demikian juga dengan struktur organisasi, nyaris dibilang tak mempunyai struktur, yang ada hanya amir dan para pembantunya yang tidak terstruktur.

Jamaah Tabligh di Indonesia meski tak sepopuler organisasi masyarakat seperti Muhammadiyah atau NU, namun Jamaah Tabligh terbilang mempunyai anggota yang cukup banyak. Anggota Jamaah Tabligh di Indonesia sangat bervariasi, mulai dari artis sampai dengan tentara, kalangan profesional dll. Pusat markaz jamaah tabligh di Indonesia berada di Jakarta, khususnya di masjid Masjid Kebon Jeruk di Jl Hayam Wuruk, Jakarta Kota.

Jumlah anggota Jamaah Tabligh dibagi pada tiga kategori. Pertama, anggota aktif, yang dimaksud dengan anggota aktif, adalah mereka yang selalu berdakwah (membaca Riyadhus Shalihin atau kitab yang dijadikan referensi oleh Jamaah Tabligh.

Kategori kedua adalah anggota yang setengah aktif, mereka adalah anggota Jamaah Tabligh yang kadang-kadang mau berdakwah (membaca Riyadhus Shalihin atau kitab yang dijadikan referensi oleh Jamaah Tabligh.

Kategori ketiga, anggota tidak aktif atau masih pada tahap belajar. Karakter anggota ini, tidak pernah mau berdakwah kecuali kalau diajak oleh anggota aktif. (***//Berbagai Sumber//&NUonline)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *