Pj Walikota HM Rum : Antara Ikhtiar dan Tawakkal Dalam Pandangan Islam

jpn

Bimantika.net -Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Bima digelar dalam bulan November 2024.

Terkait dengan hal Itu, Rabu, 1 Mei 2024 Media Online Bimantika melakukan wawancara khusus dengan Penjabat (Pj) Walikota Bima, Ir. H. Mohammad Rum, MT soal upaya dan ikhtiarnya menuju Pilkada Kota Bima.

Menurut HM Rum bahwa di dalam hidup dan kehidupan keseharian manusia, sering terdengar kata dan kalimat ikhtiar dan tawakal.

Menurut HM Rum bahwasannya Ikhtiar adalah usaha lahir batin seorang anak adam secara maksimal untuk mewujudkan apa yang menjadi cita-cita luhurnya.

“Kita Jangan Lupa bahwa khtiar lahir biasanya diimbangi dengan ikhtiar batin yang disebut zikir dan doa” ungkap HM Rum.

Lanjutnya, Setelah ikhtiar lahir batin maka langkah yang dijalankan pun sangat beragam disertai dengan pola, cara dan strategi yang tentunya dengan kekuatan fisik, akal dan Hati Nurani. “Hasilnya kita pasrahkan kepada Allah SWT” ungkap HM Rum

HM Rum Pasrahkan hasil ikhtiar lahir batin kita kepada Allah SWT itulah yang disebut tawakal. Jadi, ikhtiar dan tawakal merupakan satu rangkaian utuh dalam proses kehidupan kita.

Agama mengajarkan kita wajib berikhtiar, namun berhasil tidaknya ikhtiar kita bukankah kita yang menentukan, tetapi Allah SWT. Karena itu, setelah ikhtiar maksimal kita lakukan untuk tahta, harta, dan sebagainya maka selanjutnya kita harus bertawakal kepada Allah SWT.

Allah SWT dalam Alquran menegaskan: “Katakanlah wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan: Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Kau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Kau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Kau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Kau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu.” (QS. Ali Imron: 26).

Menurut HM Rum Tawakal adalah berserah diri hanya Kepada Allah SWT.

“Upaya dan ikhtiar wajib dilakukan kepada Allah SWT serta berserah diri sepenuhnya kepada-Nya untuk mendapatkan manfaat atau menolak yang mudarat” ungkap HM Rum.

Kata tawakal berasal dari Bahasa Arab at-tawakkul yang dibentuk dari kata wakala yang berarti menyerahkan, mempercayakan, atau mewakili urusan kepada orang lain.

Tawakal merupakan pekerjaan hati nurani manusia dan puncak tertinggi keimanan.

“Sifat ini akan datang dengan sendirinya jika iman seseorang sudah sangat matang” kata HM Run.

Apabila seorang mukmin sudah bertawakal, berserah diri kepada Allah SWT, maka outputnya adalah sifat aziz atau yahg dikenal dengan terhormat dan termulia.

Imam Ghazali menjelaskan bahwa amal orang-orang yang bertawakal terbagi empat bagian.

Pertama, berusaha memperoleh sesuatu yang dapat memberi manfaat kepadanya.

Kedua, Berusaha memelihara sesuatu yang dimilikinya dengan hal-hal yang bisa membawa manfaat.

Ketiga, berusaha menolak dan menghindarkan diri dari hal-hal yang akan menimbulkan mudarat (bencana).

Keempat, berusaha menghilangkan mudarat yang menimpa dirinya.

“Tawakal itu bukan berarti kita tinggal diam tanpa kerja keras dan bukan pula menyerah semata-mata kepada keadaan dan nasib” ujar HM Rum.

Di Penghujung wawancaranya HM Rum menambahkan bahwa Tawakal identik dengan bekerja keras serta berjuang untuk mencapai tujuan dan kepentingan yang menjadi titik fokusnya.

“Biasanya orang yang bertawakal kepada Allah SWT tidak akan berkeluh kesah dan gelisah. Ia akan selalu berada dalam jiwa yang tenang” ungkap HM Rum.

Pada prinsipnya Tawakkal menurut HM Rum adalah menyerahkan semua keputusan, bahkan dirinya sendiri, kepada seluruh Kehendak Allah SWT. (***)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *