Allah Mencintai HambaNYA Dengan Ujian dan Cobaan

jpn

Bimantika.net -Hal yang patut dipahami setiap orang yang beriman adalah adanya cobaan dari Allah SWT.

Cobaan dan Ujian Allah SWT kadang dapat meninggikan derajat seorang muslim di sisi Allah dan tanda bahwa Allah semakin cinta kepada hamba-Nya.

Dan semakin tinggi kualitas imannya, semakin berat pula ujiannya.

Namun ujian terberat ini akan dibalas dengan pahala yang besar pula. Sehingga kewajiban kita adalah bersabar.

Sabar ini merupakan tanda keimanan dan kesempurnaan tauhidnya.

Setiap manusia pasti pernah mendapatkan cobaan hidup. Ada yang sukses melalui cobaan itu, ada pula yang justru makin menjauh dari Allah SWT.

Sesungguhnya cobaan adalah cara Allah untuk mengetahui maqam (tingkat) keimanan manusia. Dan dengan cobaan itu, menjadikan manusia siap memasuki surga sebagaimana yang disampaikan Allah dalam Surah Al-Baqarah ayat 214 yang artinya ;

Yang artinya: “Apakah kamu mengira kamu akan masuk surga? Padahal belum datang padamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa kesulitan dan kesempitan, serta diguncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: ‘bilakah datangnya pertolongan Allah?’ Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.”

Allah SWT Mencintai Hamba-Nya dengan segala Bentuk Ujian yang dilewati dan dijalani oleh Hamba-Nya

إذا أحَبَّ اللهُ قومًا ابْتلاهُمْ

“Jika Allah mencintai suatu kaum maka mereka akan diuji” (HR. Ath-Thabrani dalam Mu’jamul Ausath, 3/302. Dishahihkan Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ no. 285).

Dan Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,

أشد الناس بلاء الأنبياء, ثم الصالحون, ثم الأمثل فالأمثل

“Manusia yang paling berat cobaannya adalah para Nabi, kemudian orang-orang shalih, kemudian yang semisal mereka dan yang semisalnya” (HR. Ahmad, 3/78, dishahihkan Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ no. 995).

Oleh karena itu Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda, “Manusia yang paling berat cobaannya adalah para Nabi, kemudian orang-orang shalih, kemudian yang semisal mereka dan yang semisalnya.”

Dalam riwayat lain,

الصالحون, ثم الأمثل فالأمثل يبتلى المرء على قدر دينِهم

“…kemudian orang-orang shalih, kemudian yang semisal mereka dan yang semisalnya, mereka diuji sesuai dengan kualitas agama mereka.”

Jika ia orang yang sangat tegar dalam beragama, semakin berat ujiannya. Oleh karena itu Allah memberikan ujian kepada para Nabi dengan ujian yang berat-berat.

Di antara mereka ada yang dibunuh, ada yang disakiti masyarakatnya, ada yang sakit dengan penyakit yang parah dan lama seperti Nabi Ayyub, dan Nabi kita shallallahu’alai wa sallam sering disakiti di Makkah dan di Madinah, namun beliau tetap sabar menghadapi hal itu. Intinya, gangguan semacam ini terjadi terhadap orang yang beriman dan bertaqwa sesuai dengan kadar iman dan taqwanya. (***//Berbagai Sumber)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *