Walikota HM Rum Gunakan Kekuasaan Untuk Dakwah Menebar Kebaikan

jpn

Bimantika.net -Penjabat (Pj) Walikota Bima Ir. H. Mohammad Rum, MT adalah sosok yang memiliki tipikal pemimpin yang religius.

Dengan tipikalnya, Mohammad Rum mencanangkan satu program Sholat Keliling Berjamaah di Masjid-Masjid di Kota Bima.

Pengalaman spiritualnya hingga menginjakkan kaki selama tiga bulan di India sekitar tahun 2001 lalu menjadikan Sosok Mohammad Rum belajar banyak soal amar ma’ruf melalui organisasi Jamaah Tabligh.

Pada suatu kesempatan, Mohammad Rum mengungkapkan bahwa drinya sudah tamat soal duniawi.

“Saya manfaatkan jabatan saya untuk mengajak kebaikan karena soal dunia sudah tamat kita” jelas Mohammad Rum.

Kekentalan nilai Islami yang dianut dari Jamaah Tabligh itu pula lah seorang Sarjana Teknik dan Pascasarjana Teknik ini mewakafkan dirinya untuk menebar kebaikan di muka bumi ini.

Betapa banyak manusia di era millenial sekarang yang sudah melupakan kodratnya sebagai makhluk fil ardhi yang Allah amanahkan kepada manusia.

Kebaikan yang dlakukan hendaknya senantiasa berorientasi pada ajaran-ajaran agama Islam, sunah-sunah Rasul.

Di tengah-tengah kehidupan modernisasi dan gencarnya arus informasi global di zaman Millenial agar selalu memunculkan ide-ide dan tindakan-tindakan yang mengarah kepada penyelamatan umat khususnya dalam bidang mental dan akhlak.

Dalam Al-Qur’an, ada sebuah perintah: Fastabiqul khairat (Berlomba-lombalah dalam kebajikan/Q.S. Al-Baqarah/2:148).

Redaksi yang mirip juga ditemukan dalam Q.S. Al-Maidah/5:2: “Berlomba-lombalah dalam urusan kebaikan dan ketakwaan dan jangan berlomba-lomba dalam dosa dan permusuhan”.

Berbuat baik kepada sesama adalah ajaran universal yang hampir semua manusia dalam sebuah lingkungan masyarakat dianjurkan melakukannya.

Terutama untuk seorang muslim, berbuat baik merupakan salah satu bentuk ibadah dan wujud akhlak mulia yang diperintahkan oleh Allah Subhanahu wata’ala dan Rasulullah Muhammad Shalallahu ‘alaihi wassalam.

Ada banyak manfaat yang dapat diperoleh untuk diri sendiri maupun untuk orang lain, jika terbiasa melakukan perbuatan baik. Selain dari mendapatkan pahala dari Allah, juga mendapatkan kasih sayang dari sesama.

Dalam Al Qur’an surat An-Nisa : 36 menjelaskan bahwa orang tua, saudara dan kerabat, anak yatim, orang miskin, tetangga dan teman serta ibnu sabil juga hamba sahaya adalah lebih utama untuk diperlakukan dengan baik.

وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا ۖ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُورًا

Artinya: “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri,” (QS Ani-Nisa : 36)

Tidak saja kepada sesama manusia, Allah perintahkan berbuat baik juga untuk hewan dan tumbuhan, karena semua itu adalah ciptaan Allah dan terlarang untuk dianiaya. (***)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *