Masyarakat Butuh Kepemimpinan Spiritual

Oleh : DR. Ikhwan HZ, SE, MM, M.Si *)

Bimantika.net
Mayoritas masyarakat Bima yang religius harus dipahami sebagai landasan utama dalam menentukan kriteria dalam memilih pemimpin. Pemimpin yang kita butuhkan adalah kepemimpinan yang mampu membumikan Nilai – Nilai Islam sebagai Rahmatan Lil- Allamin dalam semua bidang kehidupan masyarakat; ekonomi, sosial, politik, budaya, pendidikan dll. Kita merindukan Ia hadir dan berdiri dihadapan umat bukan sebagai pemerintahan tapi ia juga Ulama.

Terminologi pemikiran ini sebagai refleksi adanya masalah serius dalam syiar Islam di Bima, ini semua soal Ambigu dari Figur yang sedang berkuasa saat ini bagaimana kita menilai Ia sebagai Imam ketika persoalan keagmaan mulai dari ibadah, Ia sulit merepresentasikan dirinya sebagai Imam.

Keyakinan kami sebagai referensi utama dalam Alquran akan menjadi kenyataan kalau Daerah kita di cabut Keberkahan oleh Allah itu karena kita abai atas petunjuk Alquran yang agung itu.

Selama Kepemimpinan yang ada saat ini, banyak diwaranai dengan masalah mulai dari tatakelola pemerintahan, Pemburu rente disekitar, Politik dinasti, buruknya Infrastruktur, Rendahnya komitmen melindungi Petani, Kemiskinan, persoalan sosial ( Narkoba, konflik, judi dll), minimnya siar Islam dan Kebocoran anggaran Pembangunan, minimnya investasi, rendahnya Pendapatan Daerah menggambarkan kualitas kepemimpinan yang rendah. Kapasitas kepimpinan yang tidak mampu memberikan solusi dalam menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi oleh masyarakat saat ini.

Kita harus merubah arah kepemimpinan dengan kriteria sesuai perintah agama dan sangat utama sekali adalah kepemimpinan yang menghadirkan dan membumikan Nilai- Nilai keislaman ( Spiritual leadership). Jika model kepemimpinan ini diterapkan maka keberkahan akan turun dari Langit karena Allah SWT telah menjanjikan dalam Alquran. Keteladanan Pemimpin itu yang hilang di Bima saat ini, Defisitnya komitmen untuk membumikan nilai Islam sebagai rahmat Lil Allamin , sehingga keberkahan itu tidak ada.

Kita butuh pemimpin yang setengah ulama untuk memberikan contoh dan keteladanan kepada masyarakat, Ia hadir dengan tulus untuk menegakan syiar islam, masuk ke Masjid- Masjid menjadi Imam Sholat, membaca khutbah, ia dekat dengan Rakyat miskin, peduli terhadap nasib petani, bukan hanya Ia sekedar ada tetapi sesungguhnya kehadirannya benar- benar dirasakan kemanfaatannya oleh masyarakat.

Dalam berbagai contoh banyak kepemimpinan spiritual yang berhasil membangun Negara dan Daerah misalnya ; Presiden Edrogan di Turkey mewajibkan Rakyatnya sholat subuh di mesjid, Gubernur Bangka Belitung E Rosman Djohan mewajibkan ASN sholat subuh di masjid dan mewajibkan Kabupaten / kota melaksanakan, Walikota Palembang Harnoyo menerbitkan Perda No 69 tahun 2018 mewajibkan ASN sholat dimasjid, Bupati Rokan Hulu Achmad mewajibkan PNS sholat berjamaah Asyar dan Zhuhur, Bupati Batang Jawa tengah Sudibiyo mengeluarkan surat edaran wajib bagi SKPD sholat berjamaah Dzuhur dan Asar, Bupati Touna M. Lahay mewajibkan PNS sholat berjamaah, Bupati sukabumi Marwan Hamami mengeluarkan surat edaran mewajibkan ASN sholat wajib berjamaah, Bupati Banggai Herwin yatim mewajibkan ANS sholat berjamaah untuk pembangunan moral pegawai.

Sederet contoh diatas ternyata ada hubungan yang signifikan prestasi yang diraih daerah dengan perilaku mewajibkan ANS sholat berjamaah, dari keenam contoh diatas hasilnya sangat memukau dimana keberkahan daerahnya meningkat seperti Naiknya PAD daerah, ekonomi tumbuh signifikan, konflik rendah, berkurangnya korupsi, mendapatkan penghargaan Pemerintah pusat, Tertib sosial yang tinggi, Kerusakan moral di masyarakat rendah…

Kita sering terbalik pemikirannya bahwa mencari pemimpin atau Imam itu tidak perlu menggunakan standar dan peryaratan, hanya kita berfikir dengan sederhana bahkan streotipe menilai berdasarkan persepsi kelompok atau sangat prejudice ( berdasarkan pransangka) bukan Pengujian dari pendapat publik yang imparsial teritama menjadikan Alquraan sebagai Referensi.

Buruknya membesarkan politik pransangka akhrinya menjadi justifikasi pembenaran sosial. Kenyataan dibeberapa Negara, Provinsi dan Daerah dengan hadirnya sosok kepemimpinan bukan dari asumsi. prasangka tetapi Ia otentik telah diuji oleh publik maka tingkat kesuksesannya jauh lebih baik dari model kepemimpinan pencitraan atau Palsu.

Banyak contoh di Negara lain atau di Provinsi atau daerah yang telah maju bahwa kepemimpinan yang utama Ia komit terhadap pemerintahan ” Spiritual ” Agama Nomor 1, sehinga Ia menghadirkan model pemerintahan yang baik ( Integritas, Jujur, profesional, Problem solver, akuntabilitas dan patuh terhadap Nilai- nilai Islam)

Kabupaten bima tidak bisa dipimpin oleh orang abu- abu harus jelas Identas dirinya, jelas komitmennya, jelas kemampuannya, jelas manajemennya, jelas visi/ misinya, jelas keadilannya, jelas keberpihakannya, Jelas programnya, jelas karakternya, jelas ketaqwaannya, Jelas ketokohannya, Jelas jiwa keulamaannya.

Catatan diatas semoga menyadarkan kita semuanya ,,Pemimpin yang alim, Imam yang ulama itu lebih baik dan utama,, baik menurut Agama maupun referensi literatur ilmiah lainnya dan beberapa Contoh daerah atau negara yang maju.
*) Penulis : Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Gunadarma dan Wakil Rektor Universitas Attahiriyah Jakarta

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *